Selasa, 20 Agustus 2019
Peran Mahasiswa Diperlukan untuk Perkuat Pariwisata Indonesia
Peran mahasiswa sebagai agen perubahan, dianggap sangat diperlukan untuk memperkuat sektor pariwisata Indonesia. Hal ini disadari Kementerian Pariwisata. Terlebih, mahasiswa termasuk dalam unsur pentahelix. Tepatnya, sebagai bagian dari akademisi.
ADVERTISEMENT
Kassubid Pengembangan SDM pada Asisten Deputi Pengembangan SDM Pariwisata dan Hubungan Antarlembaga Kemenpar Alfin Merancia saat Pelatihan SDM Kepariwisataan “Goes To Campus” di Universitas Nusa Cendana Kupang, Nusa Tenggara Timur, Kamis (16/5), mengatakan mahasiswa memiliki peran penting bagi pengembangan sektor pariwisata.
Terlebih, saat ini dunia sudah didominasi penggunaan teknologi digital. Dan, Mahasiswa sebagai generasi milenial memiliki kedekatan dengan digital.
"Hal itu yang membuat peran mahasiswa menjadi sangat penting bagi pariwisata, karena mahasiswa adalah agen perubahan. Agen yang bisa mengembangkan dan membawa pariwisata menjadi lebih baik di masa depan. Mahasiswa adalah generasi milenial yang senantiasa mengikuti perkembangan zaman," ujarnya.
Dalam kegiatan yang dihadiri 300 mahasiswa tersebut, hadir Kepala Dinas Pariwisata dan Industri Ekraf NTT Wayan Darmawan, Ketua Prodi Administrasi Bisnis FISIP Universitas Nusa Cendana Khalid K. Moenardy, Ketua ASITA NTT Abednego Frans, dan Widyaiswara Kemenpar Heri Hermawan.
Dijelaskannya, Menteri Pariwisata dalam berbagai kesempatan kerap menyampaikan jika mahasiswa yang merupakan bagian dari pentahelix. Atau sering disebut sebagai penentu kesuksesan pariwisata.
"Rumusnya ABCGM, Academician, Business, Community, Government, Media. Lima unsur itu harus kompak, saling support untuk membangun iklim pariwisata yang kondusif," kata Alfin.
Menurut Alfin, Universitas Nusa Cendana Kupang menjadi kampus kesekian kali yang sudah disambangi Tim Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata.
"Kami sudah menyambangi banyak kampus. Baik di Sumatera, Jawa, maupun Kalimantan. Kamu mengajak para mahasiswa untuk sadar jika pariwisata adalah masa depan bangsa. Dan, mahasiswa harus memegang peran penting dalam sektor ini. Hal itu bisa dimulai dari sekarang," katanya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan, peran mahasiswa sangat dibutuhkan.
“Mahasiswa sendiri adalah generasi milenial. Generasi yang sangat erat untuk pariwisata di masa depan. Untuk itu, kita beri pehamanan kepada mahasiswa tentang sektor pariwisata ke depan. Jika pariwisata akan menjadi penyumbang devisa terbesar buat negara. Dan kita membutuhkan SDM-SDM handal dari kalangan akademisi,” paparnya
7 Peran dan Fungsi Mahasiswa Dalam Masyarakat
Saat ini, keberadaan mahasiswa merupakan salah satu unsur penting dalam pemerintahan, dimana ia telah dianggap menjadi agen pembawa perubahan bagi suatu negara. Ini merupakan suatu kebanggaan tersendiri, dimana mahasiswa tidak hanya sebagai orang yang sedang menempuh pendidikan di suatu perguruan tinggi, tetapi juga sebagai wadah pemberi solusi bagi berbagai permasalahan yang timbul dalam kehidupan bermasyarakat di suatu negara. Kita sering mendengar dan melihat baik secara langsung maupun melalui media massa bahwa mahasiswa telah banyak menyuarakan hal-hal yang dianggap tidak pro rakyat, seperti masalah kenaikan BBM dan lain sebagainya. Dari situ kita bisa tahu bahwa bukan hanya menjadi sebuah kebanggaan bisa menyandang gelar mahasiswa, tetapi juga menjadi sebuah tantangan bagi mereka, karena mereka memiliki tanggung jawab dan peran yang begitu besar dalam membawa perubahan suatu bangsa.
Peranan
Sangatlah tepat jika dikatakan bahwa mahasiswa merupakan golongan akademis yang memiliki tempat tersendiri di dalam masyarakat. Hal ini dikarenakan mahasiswa memiliki potensi serta kelebihan yang tentu saja tidak bisa disamakan dengan rakyat biasa, terutama dalam hal perjuangan serta kontribusinya terhadap bangsa dan negara. Selain itu, mahasiswa juga termasuk dalam golongan idealis yang memiliki keyakinan dan pemikiran yang belum terpengaruh oleh urusan partai politik, organisasi masyarakat, maupun urusan-urusan lainnya.
Berbagai peran juga dimiliki oleh mahasiswa, diantaranya :
1. Mahasiswa berperan sebagai kontrol politik
Artinya dalam hal hubungan pemerintah dengan masyarakat, mahasiswa bertindak sebagai pengawas serta partisipan dalam membahas segala hal mengenai fungsi partai politik yang terkait dengan pengambilan keputusan pemerintah beserta berbagai macam keputusan yang telah terambil sebelumnya.
2. Mahasiswa berperan dalam menyampaikan aspirasi dari masyarakat kepada pemerintah
Hal ini diwujudkan dengan melakukan interaksi sosial dengan masyarakat yang memiliki peran dan fungsi mahasiswa dalam masyarakat yang nantinya akan dilanjutkan dengan menganalisa masalah-masalah yang tepat, lalu menyampaikan realita yang sedang terjadi di masyarakat beserta solusinya kepada pemerintah. Selain itu, mahasiswa juga harus bertanggungjawab dalam menjawab berbagai masalah yang terjadi di masyarakat.
3. Mahasiswa juga berperan sebagai penyambung lidah pemerintah
dimana mahasiswa diharapkan mampu melakukan sosialisasi kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah kepada masyarakat yang seringkali dalam berbagai kasus, kebijakan-kebijakan tersebut sering disalahartikan oleh masyarakat, sehingga di sini tugas mahasiswa adalah sebagai penerjemah tentang maksud dan tujuan dari kebijakan-kebijakan pemerintah yang dianggap kontroversial tersebut sehingga pada akhirnya dapat dipahami dan dimengerti oleh masyarakat.
Akan tetapi sebenarnya posisi mahasiswa cukuplah rentan, dimana ia berada diantara idealisme dan realita yang ada. Dalam beberapa keadaan, fakta menunjukkan bahwa terjadi ketimpangan yang mengakibatkan posisi tersebut menjadi berat sebelah, misalnya saja pada saat mereka melakukan pembelaan terhadap suatu idealisme, tetapi realita yang terjadi dimasyarakat tampak kian memburuk. Begitu juga sebaliknya, disaat para mahasiswa gencar membela realita yang terjadi di masyarakat, tetapi ternyata secara tidak sadar mereka telah meninggalkan atau menyimpang dari idealisme yang menghiraukan manfaat UUD republik Indonesia yang ada serta watak ilmu yang mereka miliki.
Fungsi
Bisa dikatakan bahwa mahasiswa merupakan komunitas kaum intelektual yang memiliki tempat tersendiri di dalam masyarakat. Ia tidak lagi berperan sebagai siswa sekolah yang tugasnya hanya untuk belajar, tetapi ia merupakan golongan yang memiliki idealisme, yaitu suatu kebenaran yang murni diyakini dari diri seseorang dan tidak dipengaruhi oleh adanya faktor-faktor eksternal yang dapat membuat makna kebenaran tersebut tergeser.
Adapun fungsi dari mahasiswa antara lain adalah :
1. Sebagai iron Stock
Sifat mengalir yang dimiliki oleh organisasi-organisasi yang ada ditandai dengan adanya pergantian kekuasaan, yaitu dari golongan yang tua kepada golongan yang muda, sehingga proses kaderisasi akan diperlukan secara terus menerus. Kampus atau perguruan tinggi merupakan salah satu wadah yang menyediakan kader-kader berkualitas yang akan sangat sayang apabila tidak dimanfaatkan.
Dan mahasiswa sebagai salah satu unsur dari perguruan tinggi tersebut merupakan generasi yang diharapkan mampu menjadi pribadi yang tangguh yang memiliki kemampuan serta moralitas yang baik, sehingga nantinya dapat menjadi pengganti bagi generasi-generasi sebelumnya. Dalam artian yang lain, bahwa mahasiswa merupakan cadangan (stock), aset, serta harapan bagi masa depan suatu bangsa. Itulah mengapa dikatakan bahwa mahasiswa adalah iron stock bagi suatu bangsa. Sejarah telah membuktikan bahwa perubahan-perubahan besar terjadi ditangan generasi muda. Hal tersebut telah terjadi sejak zaman nabi, zaman kolonialisme, hingga zaman reformasi seperti sekarang ini, dimana yang menjadi garda terdepan dari perubahan kondisi bangsa adalah para pemudanya.
2. Sebagai Guardian Of Value
Mahasiswa merupakan kalangan akademis yang dalam mencari suatu kebenaran akan selalu berfikir secara ilmiah. Di kalangan masyarakat, salah satu peran penting mahasiswa adalah menjaga nilai-nilai dan hak dan kewajiban warga negara yang sudah tertanan di masyarakat yang memiliki kebenaran mutlak yang bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa dan bukan sebagai hasil pragmatisme semata. Selain itu, mahasiswa juga harus menjaga nilai-nilai yang berasal dari kebenaran alamiah yang merupakan representasi dari kebesaran Tuhan Yang Maha Esa sebagai dzat yang Maha Mengetahui. Mahasiswa harus memiliki kemampuan untuk mencari kebenaran yang berlandaskan pada pemikiran ilmiah yang bersumber pada ilmu-ilmu yang telah mereka dapatkan dan untuk selanjutnya harus diterapkan dalam kehidupan masyarakat dan selalu dijaga.
Jadi pemikiran yang menyatakan bahwa mahasiswa adalah sebagai guardian of value berarti bahwa mahasiswa merupakan golongan penyampai dan penjaga nilai-nilai kebenaran yang bersifat mutlak, dimana nilai-nilai tersebut diperoleh berdasarkan pemikiran untuk selalu mencari nilai kebenaran yang mereka miliki.
3. Sebagai Agent Of Change
Sebagai agent of change, berarti mahasiswa merupakan salah satu agen pembawa perubahan, dimana sebagai golongan eksklusif, sudah sepantasnyalah jika mahasiswa menjadi garda terdepan dalam melakukan perubahan-perubahan di suatu bangsa.
Suatu perubahan memiliki arti yang sangat penting, dimana dalam ajaran agama islam telah disebutkan bahwa suatu kaum harus mau berubah bila mereka menginginkan suatu keadaan yang lebih baik. Kita juga bisa melihat dari kondisi yang dialami bangsa kita saat ini, dimana berbagai penyakit masyarakat telah banyak sekali menghinggapi kehidupan bangsa ini, mulai dari pejabat tinggi hingga pejabat kelas bawah dan akhirnya menjalar kepada rakyat yang akan menjadi penyebab terjadinya tindakan penyalahgunaan. Oleh karena itu, sudah menjadi suatu hal yang wajib jika kita melakukan perubahan, dimana hal tersebut merupakan harga mutlak dan pasti akan terjadi meskipun kita hanya berdiam diri. Karena meskipun kita diam, akan tetapi kita juga telah ikut dalam melakukan perubahan, meskipun hasilnya belum tentu sesuai dengan apa yang kita harapkan.
Perubahan-perubahan tersebut bisa dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu :
- Pandangan yang menyatakan bahwa tatanan kehidupan masyarakat dipengaruhi oleh berbagai hal yang bersifat materialistik, seperti keberadaan teknologi
- Pandangan yang menyatakan bahwa perubahan sangat dipengaruhi oleh adanya faktor ideologi atau nilai-nilai.
Untuk mencapai perubahan-perubahan yang diharapkan, maka kedua pandangan tersebut sudah seharusnya diakomodasikan oleh para mahasiswa, karena merekalah yang berpotensi untuk melakukannya. Akan tetapi dalam melakukan upaya perubahan tersebut harus dilakukan dengan tidak tergesa-gesa yang dimulai dari diri sendiri sebagai lingkungan terkecil, lalu meluas hingga ke ruang lingkup bangsa dan negara.
4. Sebagai Social control
Dalam menjalankan fungsinya sebagai social control, mahasiswa bertindak sebagai penengah antara pemerintah dan masyarakat, dimana mahasiswa sebagai penyampai pendapat dan aspirasi masyarakat kepada pemerintah dan mahasiswa juga harus menunjukkan sikap yang baik terhadap masyarakat. Selain itu, sebagai kontrol sosial, mahasiswa juga memiliki tugas untuk berbagai kebijakan dan peraturan yang dibuat untuk kepentingan pribadi maupun kelompok.
Mahasiswa adalah insan akademis yang salah satu cirinya adalah memiliki sense of crisis, yaitu dimana mereka harus selalu kritis dan peka terhadap masalah-masalah yang terjadi di lingkungan sekitarnya yang mengikuti pengaruh globalisasisaat ini. Hal tersebut akan terwujud dengan sendirinya apabila mereka selalu memiliki pemikiran untuk mencari kebenaran-kebenaran yang bersifat ilmiah. Dengan begitu maka diharapkan mereka dapat memahami tentang masalah-masalah yang sedang terjadi serta dapat mencari solusi-solusi yang tepat untuk menyelesaikannya. Ciri yang lain adalah mahasiswa harus bisa mengembangkan dirinya sehingga mereka dapat generasi yang selalu tanggap dan mampu menghadapi segala tantangan di masa depan.
Peranan Mahasiswa dalam Peradaban Indonesia
Mahasiswa berasal dari dua kata yang digabungkan, yaitu Maha dan Siswa. Maha yang artinya tertinggi sedangkan siswa adalah bagian dari kaum pelajar. Jadi, Mahasiswa adalah orang yang sedang mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.
Mahasiswa adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari negara ini karena peran pentingnya yang begitu besar terhadap majunya sebuah peradaban yang sedang dibangun oleh bangsa ini. Peradaban yang mempunyai cita cita luhur dan mulia, yaitu menuju Indonesia yang makmur dan sejahtera.
Mahasiswa juga dapat dikatakan sebuah komunitas yang sangat unik yang berada di tengah tengah masyarakat dengan kesempatan dan kelebihan yang dimilikinya. Berdasarkan kelebihan dan kesempatan yang dimilikinya, maka tidak pantaslah seorang mahasiswa mementingkan kepentingan pribadi (apatis) tanpa memberikan sumbangsih terhadap bangsa dan negaranya.
Mahasiswa mempunyai tempat tersendiri di dalam tubuh masyarakat yang berarti bukan bagian yang terpisahkan dari lingkungan masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, mahasiswa dapat dirumuskan perihal peran dan fungsi mahasiswa untuk peradaban Bangsa Indonesia.
1. Mahasiswa sebagai Iron Stock<\/strong>
Mahasiswa adalah bagian dari sebuah harapan kecil masyarakat yang diharapkan dapat merubah kondisi bangsa yang saat ini semakin runyam akibat dari berbagai permasalahan yang terjadi, baik itu masalah politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan, sandang dan juga pangan.
Mahasiswa yang diharapkan lahir menjadi pemimpin pemimpin tangguh, berakhlak mulia dan intelektual serta kritis terhadap kondisi bangsanya.
Sejarah telah melahirkan banyak cerita tentang peranan pemuda dan kaum pelajar (baca : mahasiswa) dalam perubahan kondisi bangsa dan negaranya mulai dari zaman kenabian, zaman kolonialisme hingga zaman reformasi.
2. Mahasiswa sebagai Guardian of Value<\/strong>
Mahasiswa berperan sebagai penjaga nilai nilai moral di dalam masyarakat.nilai nilai yang harus dijaga mahasiswa adalah nilai nilai yang bersifat mutlak serta tidak ada lagi keraguan didalamnya.
Sebagai Agen Guardian of Value, sudah seharusnya mahasiswa menjadi contoh yang baik di lingkungan masyarakat serta juga menjadi bagian untuk mencegah hal hal yang merusak nilai nilai moral yang saat ini sedang merongrong kehidupan para pemuda.
3. Mahasiswa sebagai Agent of Change<\/strong>
Mahasiswa berperan sebagai Agen Perubahan. Mahasiswa yang diharapkan oleh masyarakat menjadi bagian dari perubahan dan aktor yang membawa bangsa ini menjadi lebih baik, lebih bermartabat, lebih makmur, lebih sejahtera dan lebih tentram.
Mahasiswa seharusnya menjadi garda terdepan dalam mengawal serta melakukan perubahan yang sejak lama diimpikan oleh masyarakat banyak dikarenakan mahasiswa adalah kaum serta golongan yang \\\"eksklusif\\\".
Perubahan itu sendiri sebenarnya dapat dilihat dari dua pandangan. Pandangan pertama menyatakan bahwa tatanan kehidupan bermasyarakat sangat dipengaruhi oleh hal-hal bersifat materialistik seperti teknologi, misalnya kincir angin akan menciptakan masyarakat feodal, mesin industri akan menciptakan mayarakat kapitalis, internet akan menciptakan menciptakan masyarakat yang informatif, dan lain sebagainya. Pandangan selanjutnya menyatakan bahwa ideologi atau nilai sebagai faktor yang mempengaruhi perubahan.
Sebagai mahasiswa nampaknya kita harus bisa mengakomodasi kedua pandangan tersebut demi terjadinya perubahan yang diharapkan. Itu semua karena kita berpotensi lebih untuk mewujudkan hal-hal tersebut.
Saat ini, bangsa kita sedang terpuruk wahai para generasi yang mulia. Maka ditangan kitalah bagaimana masa depan Indonesia kedepan. Sudah saatnya kita bangun, bangkit, dan memahami sungguh sungguh apa yang sedang terjadi pada Indonesia saat ini.
Mahasiswa adalah suatu bagian yang tidak terpisahkan dari negara ini karena peran pentingnya yang begitu besar terhadap majunya sebuah peradaban yang sedang dibangun oleh bangsa ini. Peradaban yang mempunyai cita cita luhur dan mulia, yaitu menuju Indonesia yang makmur dan sejahtera.
Mahasiswa juga dapat dikatakan sebuah komunitas yang sangat unik yang berada di tengah tengah masyarakat dengan kesempatan dan kelebihan yang dimilikinya. Berdasarkan kelebihan dan kesempatan yang dimilikinya, maka tidak pantaslah seorang mahasiswa mementingkan kepentingan pribadi (apatis) tanpa memberikan sumbangsih terhadap bangsa dan negaranya.
Mahasiswa mempunyai tempat tersendiri di dalam tubuh masyarakat yang berarti bukan bagian yang terpisahkan dari lingkungan masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, mahasiswa dapat dirumuskan perihal peran dan fungsi mahasiswa untuk peradaban Bangsa Indonesia.
1. Mahasiswa sebagai Iron Stock<\/strong>
Mahasiswa adalah bagian dari sebuah harapan kecil masyarakat yang diharapkan dapat merubah kondisi bangsa yang saat ini semakin runyam akibat dari berbagai permasalahan yang terjadi, baik itu masalah politik, ekonomi, pendidikan, kesehatan, sandang dan juga pangan.
Mahasiswa yang diharapkan lahir menjadi pemimpin pemimpin tangguh, berakhlak mulia dan intelektual serta kritis terhadap kondisi bangsanya.
Sejarah telah melahirkan banyak cerita tentang peranan pemuda dan kaum pelajar (baca : mahasiswa) dalam perubahan kondisi bangsa dan negaranya mulai dari zaman kenabian, zaman kolonialisme hingga zaman reformasi.
2. Mahasiswa sebagai Guardian of Value<\/strong>
Mahasiswa berperan sebagai penjaga nilai nilai moral di dalam masyarakat.nilai nilai yang harus dijaga mahasiswa adalah nilai nilai yang bersifat mutlak serta tidak ada lagi keraguan didalamnya.
Sebagai Agen Guardian of Value, sudah seharusnya mahasiswa menjadi contoh yang baik di lingkungan masyarakat serta juga menjadi bagian untuk mencegah hal hal yang merusak nilai nilai moral yang saat ini sedang merongrong kehidupan para pemuda.
3. Mahasiswa sebagai Agent of Change<\/strong>
Mahasiswa berperan sebagai Agen Perubahan. Mahasiswa yang diharapkan oleh masyarakat menjadi bagian dari perubahan dan aktor yang membawa bangsa ini menjadi lebih baik, lebih bermartabat, lebih makmur, lebih sejahtera dan lebih tentram.
Mahasiswa seharusnya menjadi garda terdepan dalam mengawal serta melakukan perubahan yang sejak lama diimpikan oleh masyarakat banyak dikarenakan mahasiswa adalah kaum serta golongan yang \\\"eksklusif\\\".
Perubahan itu sendiri sebenarnya dapat dilihat dari dua pandangan. Pandangan pertama menyatakan bahwa tatanan kehidupan bermasyarakat sangat dipengaruhi oleh hal-hal bersifat materialistik seperti teknologi, misalnya kincir angin akan menciptakan masyarakat feodal, mesin industri akan menciptakan mayarakat kapitalis, internet akan menciptakan menciptakan masyarakat yang informatif, dan lain sebagainya. Pandangan selanjutnya menyatakan bahwa ideologi atau nilai sebagai faktor yang mempengaruhi perubahan.
Sebagai mahasiswa nampaknya kita harus bisa mengakomodasi kedua pandangan tersebut demi terjadinya perubahan yang diharapkan. Itu semua karena kita berpotensi lebih untuk mewujudkan hal-hal tersebut.
Saat ini, bangsa kita sedang terpuruk wahai para generasi yang mulia. Maka ditangan kitalah bagaimana masa depan Indonesia kedepan. Sudah saatnya kita bangun, bangkit, dan memahami sungguh sungguh apa yang sedang terjadi pada Indonesia saat ini.
Peran dan Fungsi Mahasiswa
Sebelum kita melangkah keperan dan fungsi mahasiswa, saya akan mengulas kembali apa itu mahasiswa yang pada bulletin edisi pertama sudah pernah disinggung. Mahasiswa adalah “maha” siswa, yaitu seorang siswa yang telah mencapai tingkat lebih tinggi lagi. Mahasiswa adalah seseorang yang sedang menuntut ilmu di pergruan tinggi. Mahasiswa adalah seseorang yang memiliki potensial dalam memahami perubahan dan perkembangan di dunia pendidikan dan lingkungan masyarakat. Yang memiliki posisi dan peran sebagai agent of change, social controler, dan the future leader.
Mahasiswa sebagai bagian dari kaum muda dalam tatanan masyarakat yang mau tidak mau pasti terlibat langsung dalam tiap fenomena sosial, harus mampu mengimplementasikan kemampuan keilmuannya dalam akselerasi perubahan keumatan ke arah berkeadaban.
Setelah kita mengetahui apa itu mahasiswa baru kita beranjak kepada peran dan fungsi mahasisswa. Peran dan fungsi mahasiswa yang saya tulis dalam artikel ini ada lima ,yaitu :
- Mahasiswa sebagai ‘iron stock”
Mahasiswa sebagai “iron stock”, kita sebagai mahasiswa diharapkan menjadi manusia –manusia yang memiliki kemampuan dan ahlak yang mulia, disini kita berperan sebagagi pengganti generasi-generasi sebelumnya. Yaitu kita sebagai cikal bakal atau cadangan untuk masa yang akan memajukan bangsa kita ini. Karna kalau bukan kita generasi-generasi muda yang akan menjadi penerus bangsa, maka siapa lagi yang akan memajukan bangsa kita yang tercinta ini tanah air Indonesia.
Kemudian dalam dunia kampus dari kemahasiswaanya menjadi momentum yang sangat bagus untuk mengkaderisasi penerus-penerus bangsa nantinya. Oleh karena itu peran kita sebagai mahasiswa sangat penting disini.
- Mahasiswa sebagai “agent of change”
Mahasiswa sebagai “agent of change”, sesuai dengan artinya agen perubahan, kita sebagai mahasiswa juga berperan sebagai agen perubahan untuk masyarakat , sebab mahasiswa itu sebagai langkah terakhir kita untuk para pelajar untuk penempuh pendidikan yang lebih tinggi, dari yang dulu kita berstatus sebagai siswa sekarang sudah berstatus mahasiswa, dari namanya saja maha-siswa, mahasiswa itu seperti ditinggikan. Dengan gelar kita para mahasiswa sebagai agen perubahan, kita harus bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu setinggi-tingginya agar kita bisa mengaplikasikan gelar yang telah diberikan atau dipercaya oleh masyarakat kepada kita sebagai agen perubahan bangsa yang lebih maju. Bukan malah membuat gelar itu hanya menempel dinama kita sebagai mahasiswa, sebab gelar yang telah diberikan kepada mahasiswa sebagai agen perubahan itu bukan diberikan begitu saja tetapi didalam gelar itu terdapat sebuah harapan untuk perubahan bangsa kita ini, darai bangsa ynag tidak terarah menjadi bangsa yang lebih terarah. Kebanyakan mahasiswa mungkin tidak menyadari bahwa kita sebagai mahasiswa telah menjadi tumpuan “kebangkitan” untuk bangsa kita yang lebih maju lagi.
- Mahasiswa sebagai “guardian of value”
Mahasiwa sebagai “guardian of value”. Guardian of value artinya penjaga nilai-nilai. Sesual dengan artinya disini kita sebagai mahasiswa berperan sebagai penjaga nilai-niolai, nilai-nilai tersebut bukanlah nilai-nilai yang negative malainkan nilai-nilai yang positif. Nilai positif yang bias membawa nagara ini lebih maju yaitu nilai “kebaikan” yang ada dalam masyarakat Indonesia. Kita sebagai mahasiswa jangan membiarkan nilai kebaikan yang dari dulu telah ada itu hilang, terus berubah menjadi nilai keburukan kepada masyarakat Indonesia. Kita sebagai mahasiswa telah dipercaya sebagai kalangan muda yang mampu menjaga dan mencari nilai-nilai kebaikan yang lebih baik lagi. Sekarang ini sudah banyak nilai-nilai keburukan yang ada dalam Negara kita seperti maraknya terjadi korupsi oleh pejabat-pejabat besar, hukum-hukum yang berlaku dinegara ini bagaikan pusau yang tajam kebawah dan tumpul keatas, maksudnya yaitu kalangan-kalangan bawah yang ekonominya lemah yang mencuri sandal jepit hukumannya lebihberat dibandingkan pejabat-pejabat tinggi yang telah melakukan korupsi, yang notabenenya telah mengambil uang Negara. Maka dari itub kita se bagai mahasiswa harus bisa menghilangkan budaya buruk seperti itu, daj kita harus menjaga nilai-nilai kebaikan yang sudah ada agar kita bias mengarahkan Negara ini kearah yang lebih maju lagi.
- Mahasiswa sebagai “moral force”
Mahasiswa sebagai “moral force”, kita sebagai mahasiswa berperan sebagai kekuatan moral. Gelar moral force ini diberikan kepada kita sebagai mahasiswa oleh masyarakat, sebab kitalah yang akan menjadi kekuatan moral untuk negri. Kijta sebagai mahasiswa harus memiliki acuan dasar dalam berprilaku. Acuan dasar itu adalah tingkah laku, perkataan, cara berpakaian, cara bersikap, dan lain sebagainya yang berhubungan dengan moral yang baik. Semua acuan itu harus kita perbaiki agar kita memiliki moral yang baik, bukanya moral yang buruk. Disinilah kita dituntut untuk keintelektualan kita dalam kekuatan moral kita didalam masyarakat.
- Mahasiswa sebagai “social control”
Mahasiswa sebagai “social control”, sebagia mahasiswa kita harus berperan sebagai pengontrol kehidupan social. Dalam hal ini kita bias mengontrol kehidupan masyarakat, dengan cara kita sebagai mahasiswa menjadi jembatan antara masyarakat dengan pemerintah. Menyampaikan aspirasi yang telah dikeluarkan oleh masyarakat kepada pemerintah. Mahasiswa juga sebagai gerakan yang mengkritisi kebutuhan politik ketika ada kebijakan diberikan oleh pemerintah yang tidak baik atau tidak bijak bagi masyarakat. Cara mahasiswa mengkritisi pemerintahan tersebut juga dengan banyak cara, contohnya dengan menyampaikan aspirasi lewat media massa maupun dengan berdemonstrasi, dll.
Itulah beberapa peran dan fungsi mahasiswa, sebagai kesimpulan marilah kita sebagai mahasiswa yang di harapkan oleh masyarakat dan bangsa kita, dengan menerapkan peran-peran dan fungsi kita sebagai mahasiswa untuk menjadi generasi penerus bangsa. Kita dapat merubah bangsa ini menjadi bengsa yang lebih maju apabila kita dapat merealisasikan dan menggabungkan peranan kita sebagai mahasiswa yang akan menjadi penerus bangsa di hari esok.
OPTIMALISASI PERAN MAHASISWA (AGENT OF CHANGE, SOCIAL CONTROL, IRON STOCK)
Pada tulisan ini Saya mulai dengan kata “MAHASISWA”. Mahasiswa dipilih sebagai pelaku karena memiliki potensi yang besar sebagai agen perubahan. Mahasiswa saya definisikan di sini sebagai segmen pemuda yang tercerahkan karena memiliki kemampuan intelektual. Di sini saya tidak membicarakan mahasiswa sebagai orang yang faham teknologi, atau faham ilmu-ilmu sosial, namun saya mengartikan mahasiswa sebagai orang yang memiliki kemampuan logis dalam berfikir sehingga dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Berbagai peristiwa akhir-akhir ini membuat bangsa kita telah kehilangan pegangan untuk keluar dari persoalan. Korupsi yang semakin menjadi, menggurita tak kenal malu, lemahnya penegakan hukum, kemiskinan, serta persoalan infrastruktur yang tidak merata, dan fasilitas pelayanan publik yang buruk terus memicu amarah masyarakat. Pemerintah tak berdaya seperti “Televisi Rusak”. penonoton amat kecewa. Kita melihat hari ini hukum tegak kokoh dihadapan rakyat kecil, tetapi hukum loyo lunglai di depan orang-orang yang memiliki kekuasaan. Hukum menjadi tak berguna lagi di depan orang-orang berkuasa. Menurut Hemat saya bahwa Republik Indonesia yang sering dilabeli sebagai Negara Hukum terus terjepit oleh para pencipta hukumnya sendiri. Melihat kondisi ini, mahasiswa sebagai kaum intelektual yang punya intelegensi tinggi diharapkan mampu mengemban tugas besar mahasiswa yang diharapkan dapat mewujudkan perubahan bangsa yang sudah sangat kacau ini.
Peran mahasiswa sebagai Agent of Change : Salah satu bentuk optimalisasi “Sebagai agen perubahan, mahasiswa tidak hanya menjadi penggagas perubahan, melainkan menjadi objek atau pelaku dari perubahan tersebut. Sikap kritis mahasiswa sering membuat sebuah perubahan besar. Sadar atau tidak, telah banyak pembodohan dan ketidakadilan yang dilakukan oleh pemimpin bangsa ini. Kita sebagai mahasiswa seharusnya berpikir untuk mengembalikan dan mengubah semua ini. Perubahan yang dimaksud tentu perubahan kearah yang positif dan tidak menghilangkan jati diri kita sebagai mahasiswa dan Bangsa Indonesia. Namun untuk mengubah sebuah negara, hal utama yang harus dirubah terlebih dahulu adalah diri sendiri. Mahasiswa diharapkan tidak menjadi mahasiswa yang pragmatis, menerima apa adanya tetapi tidak memperhatikan keadaan yang semakin rusak, hanya menerima teori, hanya pintar beretorika , bicara ini dan itu namun kemudian tidak mempunyai aksi nyata dan konkrit. Visi dan aksi menjadi tolak ukur dari sebuah gerakan mahasiswa. Tidak kemudian hanya menjadi penggagas melainkan menjadi aktor atau pelaku perubahan.
Peran mahasiswa sebagai Social Control : “Hari ini korupsi semakin memprihatinkan, hukum bisa dibeli, biaya pendidikan yang mahal, serta berbagai persoalan lainnya. Tentu hal ini tidak dirasakan bagi mereka yang berkantong tebal, akan tetapi golongan menengah kebawah sangat merasaknnya. Inilah mengapa kita sebagai mahasiswa harus bertindak serta berperan aktif dengan ilmu dan kemampuan yang kita miliki. Untuk itu kita harus mengoptimalkan Peran sebagai mahasiswa yakni sebagai social control. Peran ini terjadi ketika ada hal yang tidak beres atau ganjil dalam masyrakat. Mahasiswa sudah selayaknya memberontak terhadap kebusukan-kebusukan dalam birokrasi yang selama ini dianggap lazim. Entah itu dibrokrasi kampus yang dianggap tidak adil terhadap mahasiswa maupun kabusukan-kebusukan birokrasi dimasyarakat. Lalu jika mahasiswa acuh dan tidak peduli dengan lingkungan, maka harapan seperti apa yang pantas disematkan dalam pundak mahasiswa?
Kita sebagai mahasiswa seharusnya menumbuhkan jiwa kepedulian sosial yang peduli terhadap masyrakat karena kita adalah bagian dari mereka. Kepedulian tersebut tidak hanya diwujudkan dengan DEMO atau turun kejalan saja. Melainkan dari pemikiran-pemikiran cemerlang mahasiswa, diskusi-diskusi, atau memberikan bantuan moril dan materil kepada masyarakat dan bangsa kita. Sekali lagi bentuk optimalisasi kita sebagai mahasiswa dapat diwujudkan dengan mengedepankan visi dan aksi. Visi dan aksi menjadi tolak ukur dari peran mahasiswa.
Peran mahasiswa sebagai Iron Stock : “Para Pemimpin republik ini hanya berhasil
membangun kekesalan rakyatnya dan menanam bibit pesimisme. Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa diharapkan mengoptimalkan perannya sebagai iron stock yakni memiliki kemampuan, ketrampilan, dan akhlak mulia untuk menjadi calon pemimpin siap pakai. Hemat saya mahasiswa itu merupakan asset, cadangan, dan harapan bangsa untuk masa depan. Sejarah telah membuktikan bahwa di tangan generasi mudalah perubahan-perubahan besar terjadi, lihatlah soe hok gie, ahmad wahid,dan lain-lain. Merakalah mahasiswa yang telah berjuang melumpuhkan rezim orde lama. Ditangan mahasiswa pulalah mampu melumpuhkan rezim orde baru yang menjabat begitu lama dan membawa Indonesia ke dalam suatu era yang saat ini sedang bergulir, yakni era reformasi. Namun realita menunjukan era ini masih jauh dari tujuan kita sebagai bangsa. Untuk itu kita sebagai generasi baru harus mampu membawa bangsa ini kearah yang lebih baik.
Sistem demokrasi Indonesia saat ini lebih banyak menciptakan elit yang ingin tampil dan membanggakan diri. Cuma Mereka mendapatkan tempat karena POLITIK UANG, sehingga memunculkan para politisi yang tidak berkompeten (instant). Mungkin saja sosok pemimpin dan negarawan yang selama ini didambakan, akan lahir dari kampus. Lantas yang harus dilakukan sebagai iron stock adalah mahasiswa tidak cukup jika hanya sebagai akademisi intelektual yg hanya duduk mendengarkan dosen dalam ruangan perkuliahan. Melainkan memperkaya diri dengan pengetahuan baik itu dari segi keprofesian maupun kemasyarakatan. Mahasiswa sebagai iron stockberarti mahasiswa seoarang calon pemimpin bangsa masa depan yang akan menggantikan generasi yang telah ada, sehingga tidak cukup hanya dengan memupuk ilmu spesifik saja. Perlu adanya soft skill seperti Leadership, kemampuan memposisikan diri, dan sensitivitas yang tinggi.
Saya mengingat kata-kata almarhum soe hok gie seorang mahasiswa yang berani menentang ketidakadilan beliau berkata dengan lantang “ kita, generasi kita ditugaskan untuk memberantas generasi tua yang mengacau. Generasi kita yang menjadi hakim atas mereka yang dituduh koruptor-koruptor tua, mereka telah menghianati apa yang telah diperjuangkan. Berkhianat terhadap kemerdekaan. Mereka generasi tua semuanya pemimpin pemimpin yang harus ditembak dilapangan benteng. Cuma pada kebenaran masih kita harapkan. Dan radio masih berteriak-teriak menyebarkan kebohongan. Kebenaran Cuma ada dilangit dan dunia hanyalah palsu, palsu. (Soe Hok Gie).
Untuk itu bangsa ini masih menaruh harapan kepada mahasiswa, ditangan mahasiswalah yang dapat mengubah bangsa kearah yang lebih baik, kitalah generasi baru. tanpa kita sadari di bumi Indonesia kini telah tumbuh suatu lapisan baru pemuda-pemuda, pemudi-pemudi Indonesia, kitalah yang dijadikan generasi yang akan memakmurkan Indonesia.
Berbagai peristiwa akhir-akhir ini membuat bangsa kita telah kehilangan pegangan untuk keluar dari persoalan. Korupsi yang semakin menjadi, menggurita tak kenal malu, lemahnya penegakan hukum, kemiskinan, serta persoalan infrastruktur yang tidak merata, dan fasilitas pelayanan publik yang buruk terus memicu amarah masyarakat. Pemerintah tak berdaya seperti “Televisi Rusak”. penonoton amat kecewa. Kita melihat hari ini hukum tegak kokoh dihadapan rakyat kecil, tetapi hukum loyo lunglai di depan orang-orang yang memiliki kekuasaan. Hukum menjadi tak berguna lagi di depan orang-orang berkuasa. Menurut Hemat saya bahwa Republik Indonesia yang sering dilabeli sebagai Negara Hukum terus terjepit oleh para pencipta hukumnya sendiri. Melihat kondisi ini, mahasiswa sebagai kaum intelektual yang punya intelegensi tinggi diharapkan mampu mengemban tugas besar mahasiswa yang diharapkan dapat mewujudkan perubahan bangsa yang sudah sangat kacau ini.
Peran mahasiswa sebagai Agent of Change : Salah satu bentuk optimalisasi “Sebagai agen perubahan, mahasiswa tidak hanya menjadi penggagas perubahan, melainkan menjadi objek atau pelaku dari perubahan tersebut. Sikap kritis mahasiswa sering membuat sebuah perubahan besar. Sadar atau tidak, telah banyak pembodohan dan ketidakadilan yang dilakukan oleh pemimpin bangsa ini. Kita sebagai mahasiswa seharusnya berpikir untuk mengembalikan dan mengubah semua ini. Perubahan yang dimaksud tentu perubahan kearah yang positif dan tidak menghilangkan jati diri kita sebagai mahasiswa dan Bangsa Indonesia. Namun untuk mengubah sebuah negara, hal utama yang harus dirubah terlebih dahulu adalah diri sendiri. Mahasiswa diharapkan tidak menjadi mahasiswa yang pragmatis, menerima apa adanya tetapi tidak memperhatikan keadaan yang semakin rusak, hanya menerima teori, hanya pintar beretorika , bicara ini dan itu namun kemudian tidak mempunyai aksi nyata dan konkrit. Visi dan aksi menjadi tolak ukur dari sebuah gerakan mahasiswa. Tidak kemudian hanya menjadi penggagas melainkan menjadi aktor atau pelaku perubahan.
Peran mahasiswa sebagai Social Control : “Hari ini korupsi semakin memprihatinkan, hukum bisa dibeli, biaya pendidikan yang mahal, serta berbagai persoalan lainnya. Tentu hal ini tidak dirasakan bagi mereka yang berkantong tebal, akan tetapi golongan menengah kebawah sangat merasaknnya. Inilah mengapa kita sebagai mahasiswa harus bertindak serta berperan aktif dengan ilmu dan kemampuan yang kita miliki. Untuk itu kita harus mengoptimalkan Peran sebagai mahasiswa yakni sebagai social control. Peran ini terjadi ketika ada hal yang tidak beres atau ganjil dalam masyrakat. Mahasiswa sudah selayaknya memberontak terhadap kebusukan-kebusukan dalam birokrasi yang selama ini dianggap lazim. Entah itu dibrokrasi kampus yang dianggap tidak adil terhadap mahasiswa maupun kabusukan-kebusukan birokrasi dimasyarakat. Lalu jika mahasiswa acuh dan tidak peduli dengan lingkungan, maka harapan seperti apa yang pantas disematkan dalam pundak mahasiswa?
Kita sebagai mahasiswa seharusnya menumbuhkan jiwa kepedulian sosial yang peduli terhadap masyrakat karena kita adalah bagian dari mereka. Kepedulian tersebut tidak hanya diwujudkan dengan DEMO atau turun kejalan saja. Melainkan dari pemikiran-pemikiran cemerlang mahasiswa, diskusi-diskusi, atau memberikan bantuan moril dan materil kepada masyarakat dan bangsa kita. Sekali lagi bentuk optimalisasi kita sebagai mahasiswa dapat diwujudkan dengan mengedepankan visi dan aksi. Visi dan aksi menjadi tolak ukur dari peran mahasiswa.
Peran mahasiswa sebagai Iron Stock : “Para Pemimpin republik ini hanya berhasil
membangun kekesalan rakyatnya dan menanam bibit pesimisme. Mahasiswa sebagai generasi penerus bangsa diharapkan mengoptimalkan perannya sebagai iron stock yakni memiliki kemampuan, ketrampilan, dan akhlak mulia untuk menjadi calon pemimpin siap pakai. Hemat saya mahasiswa itu merupakan asset, cadangan, dan harapan bangsa untuk masa depan. Sejarah telah membuktikan bahwa di tangan generasi mudalah perubahan-perubahan besar terjadi, lihatlah soe hok gie, ahmad wahid,dan lain-lain. Merakalah mahasiswa yang telah berjuang melumpuhkan rezim orde lama. Ditangan mahasiswa pulalah mampu melumpuhkan rezim orde baru yang menjabat begitu lama dan membawa Indonesia ke dalam suatu era yang saat ini sedang bergulir, yakni era reformasi. Namun realita menunjukan era ini masih jauh dari tujuan kita sebagai bangsa. Untuk itu kita sebagai generasi baru harus mampu membawa bangsa ini kearah yang lebih baik.
Sistem demokrasi Indonesia saat ini lebih banyak menciptakan elit yang ingin tampil dan membanggakan diri. Cuma Mereka mendapatkan tempat karena POLITIK UANG, sehingga memunculkan para politisi yang tidak berkompeten (instant). Mungkin saja sosok pemimpin dan negarawan yang selama ini didambakan, akan lahir dari kampus. Lantas yang harus dilakukan sebagai iron stock adalah mahasiswa tidak cukup jika hanya sebagai akademisi intelektual yg hanya duduk mendengarkan dosen dalam ruangan perkuliahan. Melainkan memperkaya diri dengan pengetahuan baik itu dari segi keprofesian maupun kemasyarakatan. Mahasiswa sebagai iron stockberarti mahasiswa seoarang calon pemimpin bangsa masa depan yang akan menggantikan generasi yang telah ada, sehingga tidak cukup hanya dengan memupuk ilmu spesifik saja. Perlu adanya soft skill seperti Leadership, kemampuan memposisikan diri, dan sensitivitas yang tinggi.
Saya mengingat kata-kata almarhum soe hok gie seorang mahasiswa yang berani menentang ketidakadilan beliau berkata dengan lantang “ kita, generasi kita ditugaskan untuk memberantas generasi tua yang mengacau. Generasi kita yang menjadi hakim atas mereka yang dituduh koruptor-koruptor tua, mereka telah menghianati apa yang telah diperjuangkan. Berkhianat terhadap kemerdekaan. Mereka generasi tua semuanya pemimpin pemimpin yang harus ditembak dilapangan benteng. Cuma pada kebenaran masih kita harapkan. Dan radio masih berteriak-teriak menyebarkan kebohongan. Kebenaran Cuma ada dilangit dan dunia hanyalah palsu, palsu. (Soe Hok Gie).
Untuk itu bangsa ini masih menaruh harapan kepada mahasiswa, ditangan mahasiswalah yang dapat mengubah bangsa kearah yang lebih baik, kitalah generasi baru. tanpa kita sadari di bumi Indonesia kini telah tumbuh suatu lapisan baru pemuda-pemuda, pemudi-pemudi Indonesia, kitalah yang dijadikan generasi yang akan memakmurkan Indonesia.
Kitalah Lapisan Generasi Baru …
Hidup mahasiswa. . !! Hidup Mahasiswa. .!!
Hidup Mahasiswa ..!! Hidup Rakyat Indonesia…!!!
Hidup mahasiswa. . !! Hidup Mahasiswa. .!!
Hidup Mahasiswa ..!! Hidup Rakyat Indonesia…!!!
PERAN FUNGSI MAHASISWA (PFM)
Mahasiswa dapat dikatakan sebuah komunitas unik yang berada di masyarakat, dengan kesempatan dan kelebihan yang dimilikinya, mahasiswa mampu berada sedikit di atas masyarakat. Mahasiswa juga belum tercekcoki oleh kepentingan-kepentingan suatu golongan, ormas, parpol, dsb. Sehingga mahasiswa dapat dikatakan (seharusnya) memiliki idealisme. Idealisme adalah suatu kebenaran yang diyakini murni dari pribadi seseorang dan tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal yang dapat menggeser makna kebenaran tersebut.
Berdasarkan berbagai potensi dan kesempatan yang dimiliki oleh mahasiswa, tidak sepantasnyalah bila mahasiswa hanya mementingkan kebutuhan dirinya sendiri tanpa memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negaranya. Mahasiswa itu sudah bukan siswa yang tugasnya hanya belajar, bukan pula rakyat, bukan pula pemerintah. Mahasiswa memiliki tempat tersendiri di lingkungan masyarakat, namun bukan berarti memisahkan diri dari masyarakat. Oleh karena itu perlu dirumuskan perihal peran, fungsi, dan posisi mahasiswa untuk menentukan arah perjuangan dan kontribusi mahasiswa tersebut.
1. Agent Of Change( Generasi Perubahan )
Mahasiswa sebagai agen dari suatu perubahan.Artinya jika ada sesuatu yang terjadi di lingkungan sekitar dan itu salah, mahasiswa dituntut untuk merubahnya sesuai dengan harapan sesungguhnya. Dengan harapan bahwa suatu hari mahasiswa dapat menggunakan disiplin ilmunya dalam membantu pembangunan indonesia untuk menjadi lebih baik kedepannya.
Mahasiswa adalah salah satu harapan suatu bangsa agar bisa berubah ke arah lebih baik.hal ini dikarenakan mahasiswa dianggap memiliki intelek yang cukup bagus dan cara berpikir yang lebih matang, sehingga diharapkan mereka dapat menjadi jembatan antara rakyat dengan pemerintah.
Hal-hal yang menunjang :
· Kesadaran Sosial (kepekaan serta kesadaran tentang kehidupan masyarakat, mengerti keadaan yang berkenaan dengan masyarakat, perlu diadakan komunikasi)
· Kematangan Berpikir (sudah dipikirkan (dipertimbangkan) baik-baik)
· Sikap Intelektual
2. Social Control( Generasi Pengontrol )
Sebagai generasi pengontorol seorang mahasiswa diharapkan mampu mengendalikan keadaan sosial yang ada di lingkungan sekitar.Jadi, selain pintar dalam bidang akademis, mahasiswa juga harus pintar dalam bersosialisasi dan memiliki kepekaan dengan lingkungan. Mahasiswa diupayakan agar mampu mengkritik,memberi saran dan memberi solusi jika keadaan sosial bangsa sudah tidak sesuai dengan cita-cita dan tujuan bangsa,memiliki kepekaan, kepedulian, dan kontribusi nyata terhadap masyarakat sekitar tentang kondisi yang teraktual. Asumsi yang kita harapkan dengan perubahan kondisi social masyarakat tentu akan berimbas pada perubahan bangsa. Intinya mahasiswa diharapkan memiliki sense of belonging yang tinggi sehingga mampu melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat. Tugas inilah yang dapat menjadikan dirinya sebagai harapan bangsa, yaitu menjadi orang yang senantiasa mencarikan solusi berbagai problem yang sedang menyelimuti mereka.
Hal-hal yang menunjang :
· Kemantapan Spiritual yang stabil, aman, teguh hati, tetap tidak berubah yang berhubungan dengan kejiwaan (rohani/batin)
· Integritas Pribadi
· Ketauladanan
3. Iron Stock( Generasi Penerus )
Sebagai tulang punggung bangsa di masa depan, mahasiswa diharapkan menjadi manusia-manusia tangguh yang memiliki kemampuan dan akhlak mulia yang nantinya dapat menggantikan generasi-generasi sebelumnya di pemerintahan kelak.Intinya mahasiswa itu merupakan aset, cadangan, harapan bangsa untuk masa depan bangsa Indonesia . Tak dapat dipungkiri bahwa seluruh organisasi yang ada akan bersifat mengalir, yaitu ditandai dengan pergantian kekuasaan dari golongan tua ke golongan muda, oleh karena itu kaderisasi harus dilakukan terus-menerus. Dunia kampus dan kemahasiswaannya merupakan momentum kaderisasi yang sangat sayang bila tidak dimanfaatkan bagi mereka yang memiliki kesempatan.
Dalam hal ini mahasiswa diartikan sebagai cadangan masa depan. Pada saat menjadi mahasiswa kita diberikan banyak pelajaran, pengalaman yang suatu saat nanti akan kita pergunakan untuk membangun bangsa ini.
Hal-hal yang menunjang :
· Kemandirian (bersifat keadaan dapat berdiri sendiri; tidak bergantung pada orang lain)
· Tanggung jawab pembelajaran diaman keadaan wajib menanggung segala sesuatunya kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb
· Penguasaan Iptek
4. Moral Force( Gerakan Moral )
Mahasiswa sebagai penjaga stabilitas lingkungan masyarakat, diwajibkan untuk menjaga moral-moral yang ada. Bila di lingkungan sekitar terjadi hal-hal yang menyimpamg dari norma yang ada, maka mahasiswa dituntut untuk merubah dan meluruskan kembali sesuai dengan apa yang diharapkan. Mahasiswa sendiripun harus punya moral yang baik agar bisa menjadi contoh bagi masyarakat dan juga harus bisa merubah ke arah yang lebih baik jika moral bangsa sudah sangat buruk, baik melalui kritik secara diplomatis ataupun aksi.
Hal-hal yang menunjang :
· Mampu terjun dalam lingkungan apapun
· Tanggung jawab (keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau terjadi apa-apa boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan, dsb)
· Tanggap dan kritis (segera mengetahui keadaan dan memperhatikan sungguh-sungguh,cepat dapat mengetahui dan menyadari gejala yg timbul)
2. Fungsi Mahasiswa
Berdasarkan tugas perguruan tinggi yang diungkapkan M.Hatta yaitu membentuk manusisa susila dan demokrat yang
1. Memiliki keinsafan tanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat
2. Cakap dan mandiri dalam memelihara dan memajukan ilmu pengetahuan
3. Cakap memangku jabatan atau pekerjaan di masyarakat
Berdasarkan pemikiran M.Hatta tersebut, dapat disederhanakan bahwa tugas perguruan tinggi adalah membentuk insan akademis, yang selanjutnya hal tersebut akan menjadi sebuah fungsi bagi mahasiswa itu sendiri. Insan akademis itu sendiri memiliki dua ciri yaitu : memiliki sense of crisis, dan selalu mengembangkan dirinya.
Insan akademis harus memiliki sense of crisis yaitu peka dan kritis terhadap masalah-masalah yang terjadi di sekitarnya saat ini. Hal ini akan tumbuh dengan sendirinya bila mahasiswa itu mengikuti watak ilmu, yaitu selalu mencari pembenaran-pembenaran ilmiah. Dengan mengikuti watak ilmu tersebut maka mahasiswa diharapkan dapat memahami berbagai masalah yang terjadi dan terlebih lagi menemukan solusi-solusi yang tepat untuk menyelesaikannya.
Insan akademis harus selalu mengembangkan dirinya sehingga mereka bisa menjadi generasi yang tanggap dan mampu menghadapi tantangan masa depan.
Dalam hal insan akademis sebagai orang yang selalu mengikuti watak ilmu, ini juga berhubungan dengan peran mahasiswa sebagai penjaga nilai, dimana mahasiswa harus mencari nilai-nilai kebenaran itu sendiri, kemudian meneruskannya kepada masyarakat, dan yang terpenting adalah menjaga nilai kebenaran tersebut.
3. Posisi Mahasiswa
Mahasiswa dengan segala kelebihan dan potensinya tentu saja tidak bisa disamakan dengan rakyat dalam hal perjuangan dan kontribusi terhadap bangsa. Mahasiswa pun masih tergolong kaum idealis, dimana keyakinan dan pemikiran mereka belum dipengarohi oleh parpol, ormas, dan lain sebagainya. Sehingga mahasiswa dapat dikatakan memiliki posisi diantara masyarakat dan pemerintah.
Mahasiswa dalam hal hubungan masyarakat ke pemerintah dapat berperan sebagai kontrol politik, yaitu mengawasi dan membahas segala pengambilan keputusan beserta keputusan-keputusan yang telah dihasilkan sebelumnya. Mahasiswa pun dapat berperan sebagai penyampai aspirasi rakyat, dengan melakukan interaksi sosial dengan masyarakat dilanjutkan dengan analisis masalah yang tepat maka diharapkan mahasiswa mampu menyampaikan realita yang terjadi di masyarakat beserta solusi ilmiah dan bertanggung jawab dalam menjawab berbagai masalah yang terjadi di masyarakat.
Mahasiswa dalam hal hubungan pemerintah ke masyarakat dapat berperan sebagai penyambung lidah pemerintah. Mahasiswa diharapkan mampu membantu menyosialisasikan berbagai kebijakan yang diambil oleh pemerintah. Tak jarang kebijakan-kebijakan pemerintah mengandung banyak salah pengertian dari masyarakat, oleh karena itu tugas mahasiswalah yang marus “menerjemahkan” maksud dan tujuan berbagai kebijakan kontroversial tersebut agar mudah dimengerti masyarakat.
Posisi mahasiswa cukuplah rentan, sebab mahasiswa berdiri di antara idealisme dan realita. Tak jarang kita berat sebelah, saat kita membela idealisme ternyata kita melihat realita masyarakat yang semakin buruk. Saat kita berpihak pada realita, ternyata kita secara tak sadar sudah meninggalkan idealisme kita dan juga kadang sudah meninggalkan watak ilmu yang seharusnya kita miliki. Contoh kasusnya yang paling gampang adalah saat terjadi penaikkan harga BBM beberapa bulan yang lalu.
Perjuangan-perjuangan yang dilakukan mahasiswa kini sudah kehilangan esensinya, sehingga masyarakat sudah tidak menganggapnya suatu harapan pembaruan lagi. Sedangkan golongan-golongan atas seperti pengusaha, dokter, dsb merasa sudah tidak ada lagi kesamaan gerakan. Perjuangan mahasiswa kini sudah berdiri sendiri dan tidak lagi “satu nafas” bersama rakyat.
Popular Posts
Blogger templates
Blogroll
Blog Archive
-
▼
2019
(7)
-
▼
Agustus
(7)
- Peran Mahasiswa dalam Reformasi Hukum: Catatan Kul...
- Peran Mahasiswa Diperlukan untuk Perkuat Pariwisat...
- 7 Peran dan Fungsi Mahasiswa Dalam Masyarakat
- Peranan Mahasiswa dalam Peradaban Indonesia
- Peran dan Fungsi Mahasiswa
- OPTIMALISASI PERAN MAHASISWA (AGENT OF CHANGE, SOC...
- PERAN FUNGSI MAHASISWA (PFM)
-
▼
Agustus
(7)
About
Copyright ©
Roland Alviansyah H | Powered by Blogger
Design by Roland Alviansyah H | Blogger Theme by Rizqi Ardhiansyah W